Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ditetapkan sebagai salah satu dari 15 lokasi prioritas pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia oleh Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenekraf/Bekraf). Hal ini diungkapkan oleh Deputi Bidang Kreativitas Media Kemenekraf, Agustini Rahayu, di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman.

Agustini menyebutkan, lokasi prioritas tersebut tersebar dari barat hingga timur Indonesia, di antaranya Aceh, Riau, Jawa Tengah, DIY, Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Maluku, NTT, hingga Papua. Ia menyatakan bahwa daerah-daerah tersebut telah lebih dahulu menyadari potensi ekonomi kreatif sebagai sektor masa depan.

Untuk itu, Kemenekraf akan fokus mengembangkan 15 lokasi prioritas tersebut hingga 2029. "Siapa yang mulai duluan itu bisa mengajak (daerah) yang lain. Sampai 2029, 15 lokasi prioritas itu yang kita garap," ujar Agustini.

Upaya pemerataan pengembangan ekonomi kreatif ini diarahkan agar sektor tersebut dapat tumbuh sebagai penopang baru pergerakan ekonomi nasional. Agustini menyatakan bahwa ekonomi kreatif menjadi tumpuan ekonomi baru dan mesin pertumbuhan baru.

Agustini juga menyebutkan bahwa tantangan yang muncul di industri kreatif saat ini justru membuka banyak peluang bagi pelaku ekonomi kreatif. Ia menilai semakin banyak ruang iklan yang terbentuk melalui media sosial menjadi salah satu contoh perubahan yang harus dimanfaatkan.

Kemenekraf memiliki sejumlah target utama dalam pengembangan ekosistem kreatif, antara lain meningkatkan tenaga kerja serta mendongkrak ekspor dan investasi. "PR (Pekerjaan rumah)-nya itu adalah meningkatkan jumlah tenaga kerja, meningkatkan nilai PDB (produk domestik bruto) nasional, terus meningkatkan nilai ekspor dan investasi," ujar Agustini.

Dengan penetapan DIY sebagai salah satu lokasi prioritas, diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi kreatif di daerah tersebut dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Foto: Unsplash